Oktavia Lazadi,
gadis kecil dengan senyum tulus yang mempesona. Lahir di desa Parseba, 24
Oktober 2010. Okta mempunyai seorang saudara bernama Upan. Putri dari Bapak
Hamid Lasadi ini adalah anak binaan TK Tangan Pengharapan, di desa Soamaetek,
Halmahera Utara. Pemiliki senyum indah memiliki kemampuan akademik diatas
rata-rata. Ia sudah bisa membaca, berhitung, bahkan sudah bisa mengerjakan soal
penjumlahan bersusun dan berdoa dalam bahasa inggris. Anak ini sangat rajin
mengikuti les tambahan yang saya berikan di malam hari.
Melihat senyum
ceria Oktavia, terkadang membuat hati kecil ini bergejolak. Di balik senyuman
tulusnya, Okta sering mendapat perlakuan yang
tidak adil, teman sebayanya tidak mau berteman, dan tidak mau berpegangan
tangan dengannya karena ibu dan neneknya terserang penyakit kulit. Walau
demikian, hal ini tak pernah menghalangi okta untuk terus semangat belajar,
kemampuan akademiknya bahkan mengalahkan anak-anak FLC yang sudah duduk di
bangku Sekolah Dasar. Okta, sering membantu saya mengajar teman-temanya
membaca. Okta juga memiliki kepekaan yang tinggi untuk membantu sesama,
beberapakali saya mendapati okta membuka sepatu adik kelasnya yang hendak masuk
belajar di kelas. Mutiara terkucilkan ini menjadi “guru” bagi saya bahwa
terkucilkan dan hidup sederhana tidak menjadi penghalang untuk berprestasi dan
peduli dengan semua orang. Saya berdoa dan berharap “Mutiara kecil” akan meraih
impiannya dan mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar