Menjadi guru
pedalaman Yayasan Tangan Pengharapan, di Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara
merupakan anugerah bagi saya di mana saya dapat melihat potret pendidikan anak
pedalaman dan turut menikmati culture dan budaya masyarakat setempat. Saat
menginjakan kaki didesa Soamaetek, Kao Barat pada tanggal 14 Agustus 2016, mata
saya meyaksikan potret wanita Halmahera yang kuat dan tangguh dengan memakai
tas punggung tradisional yang berbentuk bundar yang mengerucut kebawah “Saloi”.
Saloi dengan muatan berupa hasil kebun, seperti “batata”/singkong, dan kayu
bakar tentu tidaklah mudah untuk dibawah. Saya juga melihat betapa tidak
mudahnya kaum pria Halmahera dalam membuat “kopra”. Melihat kedua potret ini
membuat saya teringat akan perjuangan dan kerja keras kedua orang tua saya
dalam membesarkan dan mendidik saya. Saat mengikuti upacara HUT Proklamasi RI
di Kecamatan Kao Barat, saya kembali terpana dengan olahan berbagai jenis
pangan lokal yang disajikan oleh ibu PKK yang mengikuti lomba. Menu yang
disajikan merupakan olahan pangan lokal seperti “sabeta” atau ulat sagu, nasi
bulu, nasi jaha, “ikan kobos”/ikan gabus, dan olahan sejenis belut “sogili”.
Di Center Tangan
Pengharapan Halmahera saya mengajar pagi dan siang hari. Pagi saya mengajar di
Taman Kanak-kanak dan siang hari mengajar di Feeding & Learning Center. FLC
merupakan salah satu program YTP untuk memberikan makanan tambahan dan
pendidikan secara gratis di center-center yang tersebar diseluruh wilayah
pedalaman Indonesia. Mengajar di Taman Kanak-kanak merupakan pengalaman
mengajar saya yang pertama. Awalnya saya mengalami kesulitan karena anak-anak
kecil yang belum terbiasa dengan guru baru dan kendala bahasa. Namun, hal ini
tak bertahan lama hanya dalam 3 hari kesulitan ini teratasi dan anak-anak
semakin akrab dan senang belajar dengan saya. Selama mengajar di TK Tangan
Pengharapan didesa Kai Atas saya dibuat kagum dengan peningkatan hasil belajar
anak didik saya yang rata-rata sudah mampu membaca 4 huruf, berhitung, dan
begitu semangat saat bernyanyi. Bahkan anak didik saya mampu meraih juara 1 dan
2 lomba cerdas cermat antar TK Tangan Pengharapan di Halmahera. Saya juga
dibuat kagum oleh salah satu anak didik saya Astince yang memiliki kesadaran
untuk “peduli” dengan sesama.
Ini merupakan
pengalaman berharga bagi saya untuk terus belajar bersyukur dengan apa yang
saya miliki dan membagi semua potensi yang saya miliki untuk kemajuan Generasi
Bangsa, khususnya anak pedalaman yang belum mencicipi pendidikan yang layak dan
merata. Saya juga bersyukur bisa melihat dan merasakan kehidupan masyarakat
pedalaman yang sederhana dengan cultur budaya yang berbeda namun tetap satu
Indonesia. Maju terus generasi bangsa Pedalaman Halmahera Utara, Raih impianmu
dan jadilah generasi masa depan yang berdampak. (Arianto_S)
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar