Selasa, 27 Desember 2016

PEMBAGIAN LAPORAN PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DIDIK TK-B DAN PLAY GROUP TANGAN PENGHARAPAN DESA KAI ATAS SEMESTER GANJIL 9 DESEMBER 2016

Sungguh suatu kebahagian tersendiri bisa memberikan diri saya untuk mendidik anak-anak dipedalaman. Total anak asuh yang saya ajar berjumlah 20 orang, anak TK-B 9 orang dan Play Group 11 orang. Saya mengajar mereka selama kurang lebih 3 bulan 3 minggu pada semester ganjil ini. Dalam setiap pembelajaran yang saya lakukan khusus untuk anak TK-B saya fokuskan pada area bahasa dan angka. Setiap hari secara bergantian mereka diajarkan mengenal huruf dan membaca, sementara untuk angka mereka diajari penjumlahan dan pengurangan. Saya bersyukur bahwa diakhir semester ini anak-anak sudah bisa mengenal dan memahami penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Meraka juga sudah bisa membaca tiga kata dan empat kata dengan baik. Saya juga terus memberikan dorongan bagi para orang tua untuk membantu anak belajar dirumah.
Tanggal 9 Desember adalah tanggal dimana saya akan membagikan Raport mereka. Tanggal 7 Desember saya membagikan surat undangan bagi orang tua, dan tanggal 8 Desember saya menyiapkan hadiah sederhana bagi anak-anak yang mendapat peringkat 1-3. Saya menyadari kesuksesan seorang anak juga tidak terlepas dari dukungan orang tua, sehingga saya juga memberikan penghargaan khusus buat orang tua yang berdasarkan penilaian saya mendorong anaknya untuk giat belajar. Selamat buat para juara, jadilah sang juara sejati dengan terus belajar untuk meningkatkan prestasi yang ada, dan bagi yang belum menjadi juara jangan patah semangat, terus berjuang demi meraih mimpimu, Tuhan beserta kalian !!


“SI KECIL YANG MENGAGUMKAN"


Astince demikianlah nama sapaannya. Bernama lengkap Astince Djafari adalah salah satu siswa TK-B Tangan Pengharapan di Desa Kai Atas yang saya asuh. Saya mulai menangani anak-anak TK Tangan Pengharapan di Halmahera sejak 22 Agustus 2016. Saat awal saya mengajar, kemampuan Astince masih kalah disbanding 8 orang temannya. Semakin hari kemampuan inelektual Astince terus mengalami peningkatan yang luar biasa, bahkan mampu menyaingi Sendi yang saat awal mengajar kemampuannya paling menonjol dibanding siswa yang lain.
Tentu saja perkembangan yang mengagumkan ini tidak gampang untuk diraih oleh Astince. Semenjak saya mengasuh anak-anak TK-B Tangan Pengharapan di Desa Kai Atas, Astice mulai rajin sekolah bahkan sering datang 1 jam lebih awal. Astince juga sering membantu saya mengajar adik-adiknya di kelas Play Group, bahkan ia juga sering membantu temannya belajar berhitung dan membaca di kelas. Saya dibuat tercengang dengan semangat belajar Astince, waktu itu Astince datang sekolah lebih awal. Saat masuk saya melihat Astince serius menulis, saya mendekatinya dan melihat apa yang sedang ditulisnya, rupanya karena saya belum datang ia menulis penjumlahan bersusun yang ada di papan tulis yang kemarin sore dipakai oleh teman guru saya yang mengajar kelas FLC di sore hari untuk kelas sekolah dasar. Menjadi sebuah kebiasaan bagi Astince, menanyakan pada saya “sebentar beajar apa pak guru ?”. Jika saya terlambat menjawab atau pura-pura mengatakan tidak belajar maka ekpresi wajahnya langsung berubah, sungguh semangat belajar yang patut di acungi jempol.
Tanggal 18 November 2016, saya di buat terkagum dengan sikap Astince. Saat itu anak-anak Tangan Pengharapan diberi minum susu coklat. Setelah mendapat susu, semua siswa langsung meminum susu yang didapat, demikian juga Astince. Saat saya lewat saya bertanya “Apakah susu kalian sudah habis, dengan sigap Astince menunjukan tempat susunya yang masih ada susunya, dan berkata “Pak Guru, setengah susu saya ini akan saya berikan untuk adik kecil saya dirumah !”. Kata-kata itu membuat saya tersentak dan terdiam sejenak, dalam hati kecil saya begitu tersentuh. Seumur hidup saya, untuk pertama kali saya menemui dan menyaksikan sikap “peduli pada sesama” dan yang mengagumkan hal ini di tunjukan oleh seorang anak kecil di daerah pedalaman Indonesia. Tidak jarang banyak orang yang menutup mata mereka terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan kita. Saat pembagian laporan hasil belajar semester ganjil, Astince meraih juara pertama. Keberhasilan Astince membuktikan bahwa saat kita bekerja keras apapun bisa kita raih. Astince juga menjadi teladan bahwa kita tidak boleh cerdas dalam ilmu pengetahuan tetapi harus cerdas pula dalam sikap dan perbuatan kita. Kita harus belajar juga untuk peduli dengan sesame, karena anda tidak tahu diluar sana masih ada begitu banyak yang membutuhkan uluran tangan dan sentuhan kasih sayang anda. Terimakasih Astince buat pembelajaran hidup yang telah kau berikan, masa depanmu pasti cerah, Amin.

 

Jumat, 09 Desember 2016

Anak TK-B Tangan Pengharapan Desa Kai Atas Pintar !!!

Ini merupakan sebuah langkah maju anak didik saya menuju masa depan yang cerah. Senang rasanya melihat perkmbangan mereka. Anak-anak TK-B yang saya asuh berjumlah 9 orang anak yang terdiri atas 7 Perempuan dan 2 Laki-laki. Saya belum terlalu lama mengasuh mereka, tapi saya begitu salut dengan perkembangan kemampuan mereka yang luar biasa. Anak-anak saya sudah mampu berhitung penjumlahan dan pengurangan serta sudah bisa membaca tiga dan 4 huruf. Mereka kerap kali saling membimbing teman mereka saat pembelajaran berlangsung.
Saya juga salut dengan sikap mereka yang sudah mulai mengalami perubahan walau belum seperti yang diharapkan tapi secara perlahan saya yakin akan mengalami perubahan yang lebih baik. Saya selalu melibatkan orang tua dalam mendukung perkembangan pengetahuan dan sikap anak didik saya. Suatu ketika saya dibuat kagum dengan sikap salah satu anak didik saya Astince Djafari, saat mereka meminum susu, ia tidak menghabiskan susu yang dibagikan. Ketika saya menanyakan hal itu, ia mengatakan bahwa ia ingin memberi sisa susunya untuk adiknya yang masih balita. Rasanya sangat luar biasa bagi saya, dimana seorang anak kecil sudah mampu untuk berbagi dengan orang lain, saya dibuat tercengang melihat di luar sana banyak orang dewasa yang tidak pernah berpikir untuk berbagi dengan orang lain. Astince memiliki 2 orang adik, saat pembagian Raport Astince mendapat juara pertama.
Besar harapan saya anak-anak tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tetapi juga harus memiliki karakter yang baik. Saya berharap anak didik saya mampu membawa perubahan bagi daerahnya melalui kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Sikap sesuai ajaran agamanya, Amin


Astince

Ayo belajar Menanan Tanaman, TK-B Kai, Halmahera Utara

Salah satu sub tema dalam Materi Tanaman yang dipelajari oleh kelas TK adalah cara menanam tanaman. Secara umum ada tiga cara menanam tanaman yang dipelajari yaitu :
1) Biji (Tomat, Lombok,Mangga)
2) Batang (Singkong)
3) Tunas (Pisang)
Saat pembelajaran saya mengajak anak-anak untuk langsung belajar menanam tanaman yang sudah mereka pelajari sebelumnya di kelas. Adapun biji yang kami tanam adalah biji tomat yang ditanam dalam polibek berisi tanah yang dibawah oleh siswa. Kami juba belajar cara menanam batang singkong. Saat pembelajaran anak-anak sangat bersemangat belajar menanam.



Mari belajar bagian Tanaman !!

Tema tanaman merupakan salah satu tema yang di pelajari oleh anak TK-B Tangan Pengharapan Desa Kai pada semester ganji. Salah satu sub temanya adalah Bagian Tanaman. Bagian Tanaman yang dipelajari meliputi Akar, Batang dan Daun. Untuk mempelajari hal ini awalnya saya bersama anak-anak melakukan pengamatan langsung di alam. Sesudah melakukan pengamatan saya bersama anak-anak menggambar bagian-bagian tanaman tersebut dan menyebutkannya secara bersama-sama.



PEMENANG SEJATI !!

Menjadi pemenang adalah impian setiap orang yang berlomba, demikian pula saat anak didik saya mengikuti perlombaan antara TK Tangan Pengharapan Desa Kai binaan saya dengan anak TK Soamaetak. Anak-anak saya persiapkan dengan memberikan latihan dan mengulang kembali materi yang sudah diajarkan. Dalam lomba ini juga, anak-anak binaan saya tampil membaca di depan orang tua yang datang khusus untuk menyaksiskan mereka berlomba.
Awalnya semua anak yang mengikuti lomba mengikuti babak penyisihan untuk menentukan 3 tim yang akan lolos ke babak selanjutnya. Soal babak penyisihan terdiri atas soal matematika (melengkapi angka), Bahasa Inggris, dan Soal bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tema-tema yang dipelajari (Kebutuhanku, Hewan, Tanaman). Saat babak utama anak binaan saya berhasil lolos dua tim sementara satu tim dari Soamaetek. Untuk soal babak utama terdiri atas soal matematika (penjumlahan dan pengurangan), dan juga Bahasa Inggris seperti babak penyisihan  ditambah soal babak rebutan. Pada akhirnya anak asuhan saya berhasil meraih Peringak 1 & 2. Saya sangat senang dan bersyukur buat keberhasilan mereka. Saya berharap melalui kompetisi ini membuat anak-anak terbiasa untuk bersaing secara positif dan bisa saling belajar untuk semakin bijak dan giat belajar.
Lomba ini diadakan bertepatan dengan hari guru, yang menjadi kado terindah bagi saya sebagai seorang guru, terimakasih anak-anak didik-ku tetaplah semangat belajar mengejar masa depan yang gemilang bersama Tangan Pengharapan. 


KEINDAHAN NDORO SOMOLO, DESA SOASIO, GALELA

Awalnya saya mengenal tempat ini dari informasi teman saya Rika. Karena tertarik saya memutuskan untuk mengunjungi tempat yang terletak di Galela, Maluku Utara. Setelah melakukan persiapan, saya bersama teman saya Rika dan Meir berangkat dari Tobelo menuju Galela, dengan memakai sepeda motor. Kami membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk tiba di pelabuhan Galela, selanjutnya kami menumpang ketinting/perahu untuk menuju objek wisata baru ini dengan waktu sekitar 5-8 menit. Saat tiba kami langsung terpesona dengan keindahan tempat ini. Rupanya ini merupakan objek wisata baru yang sedang dalam tahap penataan oleh masyarakat setempat. Bersama dengan teman baru kami Hari yang memnuntun kami menyusuri keindahan lokasi wisata yang indah ini.


Jumat, 25 November 2016

"ROTI TAWAR ALA HALMAHERA UTARA"

Melihat bentuknya secara sekilas mirip roti tawar, tapi sesungguhnya bukan seperti roti tawar yang umumnya kita temui di kota. Identik dengan sebutan sagu oleh masyarakat setempat, terbuat dari bahan dasar kasbih/singkong yang di parut kemudian diremas untuk dikeluarkan airnya dengan alat tradisional dari kayu yang di tendes dengan beban, selanjutnya di ayak dengan menggunakan saringan tradisional yang disebut parudu. Selanjutnya dibakar dengan cetakan berbentuk seperti roti tawar. Rasanya tawar dan biasanya di konsumsi dengan cara di celup pada teh atau kopi.