Astince demikianlah nama sapaannya. Bernama lengkap Astince Djafari adalah salah satu siswa TK-B Tangan Pengharapan di Desa Kai Atas yang saya asuh. Saya mulai menangani anak-anak TK Tangan Pengharapan di Halmahera sejak 22 Agustus 2016. Saat awal saya mengajar, kemampuan Astince masih kalah disbanding 8 orang temannya. Semakin hari kemampuan inelektual Astince terus mengalami peningkatan yang luar biasa, bahkan mampu menyaingi Sendi yang saat awal mengajar kemampuannya paling menonjol dibanding siswa yang lain.
Tentu
saja perkembangan yang mengagumkan ini tidak gampang untuk diraih oleh Astince.
Semenjak saya mengasuh anak-anak TK-B Tangan Pengharapan di Desa Kai Atas,
Astice mulai rajin sekolah bahkan sering datang 1 jam lebih awal. Astince juga
sering membantu saya mengajar adik-adiknya di kelas Play Group, bahkan ia juga
sering membantu temannya belajar berhitung dan membaca di kelas. Saya dibuat
tercengang dengan semangat belajar Astince, waktu itu Astince datang sekolah lebih
awal. Saat masuk saya melihat Astince serius menulis, saya mendekatinya dan
melihat apa yang sedang ditulisnya, rupanya karena saya belum datang ia menulis
penjumlahan bersusun yang ada di papan tulis yang kemarin sore dipakai oleh
teman guru saya yang mengajar kelas FLC di sore hari untuk kelas sekolah dasar.
Menjadi sebuah kebiasaan bagi Astince, menanyakan pada saya “sebentar beajar
apa pak guru ?”. Jika saya terlambat menjawab atau pura-pura mengatakan tidak
belajar maka ekpresi wajahnya langsung berubah, sungguh semangat belajar yang
patut di acungi jempol.
Tanggal
18 November 2016, saya di buat terkagum dengan sikap Astince. Saat itu
anak-anak Tangan Pengharapan diberi minum susu coklat. Setelah mendapat susu,
semua siswa langsung meminum susu yang didapat, demikian juga Astince. Saat
saya lewat saya bertanya “Apakah susu kalian sudah habis, dengan sigap Astince
menunjukan tempat susunya yang masih ada susunya, dan berkata “Pak Guru,
setengah susu saya ini akan saya berikan untuk adik kecil saya dirumah !”.
Kata-kata itu membuat saya tersentak dan terdiam sejenak, dalam hati kecil saya
begitu tersentuh. Seumur hidup saya, untuk pertama kali saya menemui dan
menyaksikan sikap “peduli pada sesama” dan yang mengagumkan hal ini di tunjukan
oleh seorang anak kecil di daerah pedalaman Indonesia. Tidak jarang banyak
orang yang menutup mata mereka terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan
kita. Saat pembagian laporan hasil belajar semester ganjil, Astince meraih
juara pertama. Keberhasilan Astince membuktikan bahwa saat kita bekerja keras apapun
bisa kita raih. Astince juga menjadi teladan bahwa kita tidak boleh cerdas
dalam ilmu pengetahuan tetapi harus cerdas pula dalam sikap dan perbuatan kita.
Kita harus belajar juga untuk peduli dengan sesame, karena anda tidak tahu
diluar sana masih ada begitu banyak yang membutuhkan uluran tangan dan sentuhan
kasih sayang anda. Terimakasih Astince buat pembelajaran hidup yang telah kau
berikan, masa depanmu pasti cerah, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar