Jumat, 16 September 2016

“MEDAN YANG BERAT BUKANLAH HALANGAN UNTUK MEMBERI HARAPAN DAN SEBUAH SENYUM”



Terkadang hari yang berkesan  tak selalu dilalui layaknya jalan aspal yang mulus. Kamis, 9 September 2016 sesudah mengajar di Taman Kanak- Kanak di Desa Kai Atas, seperti biasa saya dan teman guru saya langsung kembali ke Penginapan. Sepanjang perjalanan, telinga kami di temani suara-suara anak-anak yang menyapa dengan suara “Pak Guru..u..u….!. Dalam perjalanan kami melewati sebuah jembatan dengan rangka dari besi tetapi dasarnya tidak beraspal tetapi diberi kayu selebar 25 Cm masing-masing dua buah disisi kiri dan kanan. Tiba di penginapan sesudah makan saya membaringkan tubuh saya sejenak di kamar sambil menunggu waktu untuk mengajar di Feeding Learning Center (FLC) di desa Kai Bawah. FLC sendiri merupakan suatu program Yayasan Tangan Pengharapan Indonesia (YTPI) didaerah pedalaman yang memberi makan dan pendidikan secara gratis bagi generasi penerus bangsa.
Seketika langit tampak murung, di susul lebatnya titik-tik hujan deras menjadi teman istirahat yang sempurna mengingat panasnya udara Halmahera Utara yang menusuk dikulit. Seketika pikiran saya melayang jauh membayangkan perjalanan yang akan saya lalui sebentar menuju FLC, Desa Kai Bawah. Jalan menuju desa ini tidak beraspal, tekstur tanah yang tidak rata dan  berlubang, berwarna merah dan licin. Bisa kita bayangkan saat musim hujan, tentu akan membutuhkan perjuangan tersendiri untuk melewatinya. Tepat pukul 01.30, seperti biasa kami berdoa bersama dan siap berangkat ke titik Feeding masing-masing. Kali ini saya ditemani Ibu Ratna. Dari Kai Atas kami harus berjalan sekitar 750 meter menuju Kai Bawah, medan yang kurang bersahabat setelah diguyur hujan deras sebelumnya membuat kami memutuskan untuk berjalan kaki. Perjalanan dengan medan seperti ini, merupakan pengalaman pertama saya di Maluku Utara dengan menenteng lauk yang akan menemani santapan nasi anak-anak sebelum belajar.  
Selama perjalanan saya harus berhati-hati karena tanah yang licin dan berlumpur. Beberapa kali saya harus berhenti sejenak dan membersihkan lumpur yang menempel di sandal, dan juga harus mengambil alas kaki yang tertanam didalam lumpur. Kira-kira 100 meter sebelum tiba, dari kejauhan anak-anak berteriak sambil mengangkat tangan, Pak Gur..u…u.uuuuuu !!. Moment disambut dengan “senyuman khas anak pedalaman” seolah menghilangkan kesan selama perjalanan 26 menit melewati medan yang “luar biasa” memberi kesan baru dalam hidup saya. Sulitnya jalan yang harus di lalui menjadi gambaran bagaimana anak-anak di Halmahera Utara khususnya di desa Kai, Bailengit, dan Soamaetek, Kecamatan Kao Barat, Propinsi Maluku Utara, Indonesia yang mengalami kesulitan untuk memperoleh pendidikan yang layak. Padahal kita tahu bersama, peran pendidikan sangatlah mempengaruhi kehidupan masyarakat. Di desa-desa ini pendidikan sangatlah kurang, hal ini tercermin dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Bisa anda bayangkan, ada siswa yang sudah duduk di bangku SD kelas IV, bahkan SMP belum bisa membaca, untuk pelajaran matematika sederhana seperti perkalian bersusun juga belum dikuasai dengan baik, bahkan oleh anak sekolah tingkat SMP dan SMA. Di sini ada beberapa sekolah baik SD, SMP, SMA dan SMK, namun dari pengamatan saya melihat mereka memiliki jam pelajaran yang tidak sama seperti didaerah saya, mereka dapat datang den keluar sekolah sesuka mereka. Jumlah guru yang kurang turut mempengaruhi pahitnya pendidikan di daerah ini. Guru-guru yang mengajar, terutama PNS datang sesuka mereka. Kepalah sekolah, tak mampu berbuat banyak untuk mengatasi persoalankehadiran guru, karena takut guru yang bersangkutan pindah.
Saya tahu tidak akan mudah untuk mengubah pendidikan yang rendah ini tanpa dukungan dari pihak lain, namun saya akan tetap berusaha untuk memberikan apa yang mampu saya bagikan untuk anak-anak di sini. Saya juga berharap suatu saat dalam diri anak-anak ini muncul suatu kemauan tinggi untuk belajar agar cahaya masa depan yang cerah dapat mereka raih.

#Mari berbagi bersama Yayasan Tangan Pengharapan Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar